Teks -- Rut 2:11 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rut 2:4-16
Matthew Henry: Rut 2:4-16 - Kebaikan Boas terhadap Rut Kebaikan Boas terhadap Rut (2:4-16)
Sekarang Boas sendiri muncul, dan terlihat sekali betapa ia sangat menghormati dan menghargai para pekerja atau...
Kebaikan Boas terhadap Rut (2:4-16)
- Sekarang Boas sendiri muncul, dan terlihat sekali betapa ia sangat menghormati dan menghargai para pekerja atau pelayannya maupun orang asing yang miskin ini.
- I. Sikap santun dan hormatnya terhadap para pelayan atau bujang-bujangnya sendiri, dan orang-orang yang dipekerjakan bagi dia untuk menuai dan mengumpulkan jelainya. Waktu panen adalah waktu yang sibuk, banyak tangan yang harus bekerja. Boas yang memiliki banyak harta, karena dia adalah orang yang kaya raya, memiliki banyak hal yang harus dikerjakan, dan karenanya banyak orang yang bekerja untuk dia dan hidup tergantung kepadanya. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya? Boas di sini adalah contoh tuan yang baik.
- 1. Dia memiliki seorang bujang yang ditetapkan untuk mengawasi para penyabit (ay. 6). Dalam keluarga-keluarga besar perlu ada seorang pelayan di sana yang harus mengawasi para pelayan yang lain, dan menentukan bagi tiap-tiap orang baik pekerjaan maupun makanannya. Hamba-hamba Tuhan adalah pelayan-pelayan seperti ini di bait Allah, dan mereka harus bijak dan setia, dan menunjukkan kepada Tuhan mereka segala sesuatu, seperti Boas di sini (ay. 6).
- 2. Walaupun seorang tuan yang kaya, Boas datang sendiri kepada para penyabitnya, untuk melihat bagaimana pekerjaan berlangsung, supaya jika dia menemukan suatu kesalahan, dia akan memperbaikinya, dan memberikan perintah-perintah lebih lanjut tentang apa yang harus dikerjakan. Ini adalah untuk kepentingannya sendiri (orang yang sepenuhnya menyerahkan saja usahanya kepada orang lain akan membuat usaha itu dikerjakan setengah-setengah; pengawasan sang tuan membuat pekerjaan berhasil baik) dan juga sebagai dorongan semangat untuk para pelayannya, yang akan lebih senang meneruskan pekerjaan mereka ketika tuan mereka berkenan mengunjungi mereka. Tuan-tuan yang hidup nyaman harus peduli dan berbaik hati kepada orang-orang yang berjerih payah untuk mereka dan menanggung beban dan panasnya siang hari.
- 3. Saling sapa yang baik dan saleh antara Boas dengan para penyabitnya.
- (1) Dia berkata kepada mereka, “TUHAN kiranya menyertai kamu,” dan mereka menjawab, “TUHAN kiranya memberkati tuan!” (ay. 4). Dengan cara ini mereka memperlihatkan,
- [1] Sikap saling menghargai. Dia menghargai mereka sebagai hamba-hamba yang baik, dan mereka menghargainya sebagai seorang tuan yang baik. Ketika dia datang kepada mereka, dia tidak memarahi mereka, seolah dia datang hanya untuk menemukan kesalahan dan menggunakan kekuasaannya, melainkan dia berdoa untuk mereka. “TUHAN kiranya menyertai kamu, membuatmu sejahtera, dan memberimu kesehatan dan kekuatan, dan melindungimu dari bencana apa pun.” Dan mereka pun, begitu dia telah beranjak pergi, tidak mengutuki dia, seperti hamba berkelakuan buruk yang membenci pengawasan tuannya. Sebaliknya, mereka membalas keramahannya: “TUHAN kiranya memberkati tuan, dan membuat kerja keras kami berguna bagi kesejahteraanmu.” Keadaan cenderung berlangsung baik dalam sebuah rumah di mana terdapat itikad baik seperti ini di antara tuan dan hamba-hamba.
- [2] Ketergantungan mereka bersama pada penyelenggaraan ilahi. Mereka menunjukkan kebaikan mereka kepada satu sama lain dengan cara saling mendoakan. Mereka bukan hanya menunjukkan kesopanan mereka, melainkan juga kesalehan mereka, dan pengakuan bahwa segala yang baik berasal dari kehadiran dan berkat Allah, yang karenanya harus kita hargai dan inginkan melebihi apa pun yang lain, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.
- (2) Karena itu marilah kita belajar untuk menggunakan,
- [1] Salam dan sapa yang santun, sebagai ungkapan niat baik yang tulus kepada teman-teman kita.
- [2] Ujaran-ujaran yang saleh, dengan mengangkat hati kita kepada Allah karena perkenanan-Nya, dalam doa-doa singkat seperti ini. Hanya saja kita harus memperhatikan supaya ucapan-ucapan ini tidak berkembang menjadi sekadar basa-basi, supaya jangan di dalamnya kita menyebut nama TUHAN, Allah kita dengan sembarangan. Tetapi, jika kita sungguh-sungguh dalam salam sapa itu, kita dapat memelihara persekutuan kita dengan Allah di dalamnya, dan memperoleh belas kasihan dan anugerah dari-Nya. Tampaknya sudah menjadi kebiasaan lazim untuk mendoakan keberhasilan bagi para penyabit seperti itu (Mzm. 129:7-8).
- 4. Boas menerima laporan dari para penyabitnya mengenai seorang asing yang bertemu dengannya di ladang, dan memberikan perintah-perintah yang diperlukan mengenai orang asing itu, supaya mereka jangan menyentuh dia (ay. 9, KJV) ataupun mencela dia (ay. 15, KJV). Tuan-tuan harus memperhatikan, bukan hanya supaya mereka tidak menyakiti para pelayannya, melainkan juga supaya mereka tidak membiarkan para pelayan mereka dan orang-orang yang ada di bawah perintah mereka menyakiti orang lain. Dia juga memerintahkan mereka untuk bersikap baik kepada Rut, dan dengan sengaja menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai itu untuk dia dan meninggalkannya. Walaupun sudah sepantasnya tuan-tuan mengekang dan memarahi para pelayan yang membuang-buang hasil panen, namun mereka tidak boleh melarang para pelayan untuk bermurah hati, tetapi mengizinkan mereka untuk berbuat begitu, dengan petunjuk-petunjuk yang bijaksana.
- II. Boas sangat berbaik hati kepada Rut, dan menunjukkan kemurahan hati yang sangat besar kepadanya, karena tergugah oleh laporan yang diperolehnya tentang dia, dan apa yang diperhatikannya mengenai dia. Allah juga mencondongkan hatinya untuk berkenan kepada Rut. Ketika menemui penyabit-penyabitnya, ia memperhatikan orang asing yang ada di antara mereka ini, dan mengetahui dari bujangnya tentang siapa Rut. Berikut ini laporan yang disampaikan mengenai Rut.
- 1. Bujang itu memberikan kepada Boas laporan yang sangat bagus tentang Rut, yang pantas untuk menganjurkan supaya Rut mendapatkan pertolongannya (ay. 6-7).
- (1) Bahwa Rut adalah seorang asing, dan karena itu merupakan salah satu dari orang-orang yang menurut hukum Allah akan memungut apa yang ketinggalan dari penuaian (Im. 19: 9-10). Ia adalah seorang perempuan Moab yang lajang.
- (2) Bahwa ia memiliki hubungan dengan keluarga Boas. Ia pulang bersama-sama dengan Naomi, istri dari Elimelekh, seorang sanak saudara dari Boas.
- (3) Bahwa ia adalah seseorang yang baru memeluk agama Yahudi, karena ia datang dari negeri Moab untuk tinggal di tanah Israel.
- (4) Bahwa ia sangat rendah hati, dan tidak memungut jelai sampai diizinkan.
- (5) Bahwa ia sangat rajin, dan terus sibuk bekerja dari pagi sampai sekarang. Dan orang miskin yang rajin dan mau berjerih payah pantas untuk ditolong. Sekarang, di tengah panas teriknya siang hari, ia berhenti sejenak di rumah atau bilik yang didirikan di ladang untuk tempat berlindung dari cuaca untuk beristirahat. Sebagian penafsir menduga, bahwa mungkin saja ia menarik diri untuk berdoa. Setelah itu ia segera kembali ke pekerjaannya, dan, kecuali istirahat sejenak itu, ia terus menekuninya sepanjang hari, walaupun itu bukanlah pekerjaan yang biasa baginya. Para pelayan harus adil dalam sifat dan laporan yang mereka berikan kepada tuan mereka, dan memperhatikan supaya mereka tidak memberikan gambaran yang salah tentang siapa pun, dan tidak menghalang-halangi kemurahan hati tuan mereka tanpa sebab.
- 2. Boas sejak saat itu sangat sopan kepada Rut dalam berbagai kesempatan.
- (1) Ia menyuruh Rut mengikuti penyabit-penyabitnya di setiap ladang tempat mereka mengumpulkan dan tidak memungut di ladang yang lain. Rut tidak perlu pergi ke tempat lain mana pun supaya lebih mudah baginya (ay. 8): “Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan,” karena mereka yang sesama perempuan adalah teman yang paling cocok baginya.
- (2) Dia menyuruh semua bujangnya untuk berlaku ramah terhadap Rut dan bersikap hormat kepadanya. Dan sudah pasti mereka akan berbuat demikian terhadap orang yang mereka lihat mendapat perlakuan demikian dari tuan mereka. Rut adalah orang asing, dan mungkin bahasa, pakaian dan rupanya berbeda jauh dengan mereka. Tetapi Boas menyuruh mereka supaya dalam hal apa pun tidak menghina Rut, atau berlaku jahat kepadanya, seperti yang cenderung dilakukan oleh pelayan-pelayan kasar terhadap orang asing.
- (3) Boas mempersilakan Rut mengambil jamuan yang telah disediakan untuk pelayan-pelayannya sendiri. Ia menyuruhnya, bukan hanya minum dari air yang diambil untuk mereka, karena tampaknya inilah minuman yang ia maksudkan (ay. 9), yang diambil dari perigi Betlehem yang terkenal yang di dekat pintu gerbang, air yang diinginkan Daud (2Sam. 23:15). Akan tetapi Boas juga mengajaknya ketika sudah waktu makan datang dan makan roti mereka (ay. 14). Sungguh, Rut boleh mengambil saus mereka juga: “Mari, celupkanlah suapmu ke dalam cuka ini,” untuk membuatnya lezat. Karena, Allah memperkenankan bagi kita bukan hanya makanan yang mengandung gizi namun juga membangkitkan selera, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan, melainkan juga untuk kenikmatan. Dan sebagai dorongan bagi Rut, dan perintah bagi pelayan-pelayannya, Boas sendiri, yang kebetulan hadir ketika para penyabit duduk makan, mengunjukkan benih gandum kepadanya untuk dimakan. Bukanlah hal yang hina bagi tangan yang paling halus untuk mengulurkan tangannya kepada yang miskin (Ams. 31:20), dan digunakan untuk melayani orang miskin. Perhatikanlah, Boas tidak menghemat persediaan makanannya untuk penyabit-penyabitnya, melainkan mengirimi mereka jauh lebih dari cukup untuk mereka sendiri sehingga dapat menjadi jamuan bagi orang asing. Demikianlah ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya.
- (4) Boas memuji Rut atas sikap hormat penuh tanggung jawabnya terhadap ibu mertuanya, yang, walaupun Boas tidak melihatnya sendiri, namun sudah mendengar tentang dia (ay. 11): “Telah dikatakan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu.” Catatlah, orang yang melakukan kebaikan harus dipuji karenanya. Namun yang membuat Boas memujinya secara khusus adalah bahwa Rut telah meninggalkan tanah kelahirannya sendiri, dan telah menjadi pemeluk baru agama Yahudi. Karena demikianlah Alkitab terjemahan bahasa Aram menjelaskannya: “Engkau telah menjadi pemeluk baru agama Yahudi, dan tinggal di antara suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.” Barang siapa meninggalkan segala-galanya untuk memeluk agama sejati layak untuk mendapatkan penghargaan dua kali lipat.
- (5) Boas berdoa untuk Rut (ay. 12): “Tuhan kiranya membalas perbuatanmu itu.” Rasa sayang Rut yang kuat terhadap kewargaan Israel, yang berdasarkan kelahiran ia tidak termasuk di dalamnya, betul-betul merupakan karya anugerah ilahi di dalam dirinya sehingga pastilah akan dikaruniai upah penuh oleh Dia yang di bawah sayap-Nya dia datang berlindung. Perhatikanlah, orang-orang yang dengan iman datang berlindung di bawah anugerah ilahi, dan memiliki kepuasan dan keyakinan penuh dalam anugerah itu, boleh merasa yakin akan balasan upah penuh atas apa yang mereka lakukan itu. Dari ungkapan ini, orang Yahudi menggambarkan orang yang baru percaya sebagai orang yang dikumpulkan di bawah perlindungan kekuasaan ilahi.
- (6) Boas mendorong Rut untuk meneruskan pekerjaannya memungut jelai. Kebaikan terbesar yang dapat kita lakukan bagi saudara kita yang miskin adalah membantu dan mendorong kerajinannya. Boas menyuruh para pelayannya untuk membiarkan dia memungut di antara berkas-berkas, sedangkan pemungut-pemungut lainnya tidak boleh ke situ, dan tidak boleh mencela dia, artinya, tidak boleh menyebut dia pencuri, atau mencurigai dia mengambil lebih banyak dari yang diperbolehkan baginya (ay. 15). Semua ini menunjukkan betapa Boas adalah seorang pria yang berjiwa murah hati, dan orang yang, sesuai hukum Taurat, mempertimbangkan perasaan orang asing.
- 3. Rut menerima perkenanan Boas dengan penuh kerendahan hati dan rasa syukur, dan bersikap sopan seperti yang seharusnya diperbuatnya, tanpa terlintas dalam benaknya bahwa dirinya akan segera menjadi nyonya pemilik ladang tempat sekarang dia memungut jelai.
- (1) Rut menunjukkan penghargaan sebaik mungkin kepada Boas, dan memberikan penghormatan kepadanya, sesuai dengan kebiasaan di negeri itu (ay. 10): Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah. Perhatikanlah, sopan santun adalah perhiasan jelita bagi agama, dan kita harus memberikan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.
- (2) Dengan rendah hati ia mengakui dirinya tidak layak menerima pertolongan Boas: “Aku ini seorang asing (ay. 10) dan tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan (ay. 13), berpakaian tidak terlalu bagus dan berpendidikan tidak terlalu baik, tidak terlalu rapi ataupun berguna.” Perhatikanlah, memang sudah sepantasnya bagi kita semua untuk menilai diri sendiri dengan rendah hati dan memperhatikan apa yang kurang pada diri kita, dengan menghargai orang lain lebih daripada diri kita sendiri.
- (3) Dengan penuh rasa terima kasih ia mengakui kebaikan Boas kepadanya. Walaupun kebaikan itu bukanlah pengorbanan besar bagi Boas, atau jauh lebih besar dari yang harus dia berikan menurut hukum ilahi, namun Rut mengagungkan dan mengagumi kebaikannya itu: “Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu?” (ay. 10).
- (4) Rut memohon kelanjutan maksud baik Boas: “Biarlah aku mendapat belas kasihan dari pada tuan” (ay. 13, TL), dan mengakui bahwa yang Boas katakan menyenangkan baginya: “Tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati hambamu ini.” Orang-orang besar dan memiliki kedudukan tinggi tidak tahu betapa besar kebaikan yang dapat mereka lakukan kepada orang-orang di bawah mereka dengan pandangan yang baik atau dengan berbicara ramah kepada mereka. Dan kecil sekali pengorbanannya, sehingga orang akan berpikir, mereka seharusnya tidak menggerutu, ketika hal itu menambah nilai kebaikan mereka.
- (5) Ketika Boas memberinya makan malam bersama penyabit-penyabitnya, dia hanya makan secukupnya saja, dan meninggalkan sisanya, dan segera bangkit untuk memungut jelai kembali (ay. 14-15). Ia tidak, dengan dalih kurang makan atau telah banyak kerja, makan lebih banyak dari yang secukupnya baginya, atau sangat banyak sampai membuatnya tidak bisa bekerja di sore hari. Pengendalian diri adalah kawan bagi kerajinan, dan kita harus makan dan minum untuk memberi kita kekuatan untuk bekerja, bukan membuat kita tidak bisa lagi bekerja.
SH: Rut 2:8-23 - Perhatian Boas (Senin, 12 April 1999) Perhatian Boas
Keuletan Rut dari pagi hingga sore hari menarik perhatian Boas,
sehingga ia menanyakan "siapakah perempuan itu?" Perhatian yang
...
Perhatian Boas
Keuletan Rut dari pagi hingga sore hari menarik perhatian Boas, sehingga ia menanyakan "siapakah perempuan itu?" Perhatian yang diberikan Boas meluas, mulai dari memberikan izin, menjanjikan perlindungan khusus, sampai makan roti bersama karyawannya, bahkan ia pun diizinkan membawa roti untuk Naomi. Boas sungguh mengagumi kebaikan hati Rut kepada Naomi. Begitu pula sebaliknya, Rut segera memahami bahwa semua perlakuan Boas padanya adalah suatu kehormatan besar. Inilah kesempatan bagi Rut untuk terus bekerja keras sebelum panen berakhir.
Jangan menyia-nyiakan kesempatan. Rut adalah wanita pintar. Ia peka memahami situasi, gesit memanfaatkan kesempatan yang diberikan dengan pertimbangan matang. Kesempatan yang diberikan Boas dimanfaatkannya untuk mengumpulkan gandum; dan Tuhan memberkati kerja keras Rut. Perhatian dan kesempatan yang ada pada kita sering menjadikan kita manusia santai. Belajarlah dari Rut yang menghargai perhatian dan meraih kesempatan dengan berjuang dan kerja keras!
Renungkan: Rut mengawali perjuangan hidupnya dengan kerja keras. Dan, hasilnya sungguh mengherankan!
Doa: Tuhan, tuntunlah tanganku, agar mau bekerja keras. Berilah kepekaan, agar saya mampu melihat kesempatan baik dari Tuhan dengan mata hati saya.
SH: Rut 2:1-23 - Pemeliharaan-Nya ajaib (Rabu, 12 Desember 2007) Pemeliharaan-Nya ajaib
Tuhan berdaulat dalam menyatakan dan mewujudkan rencana-Nya lewat
berbagai aspek kehidupan. Dari kitab Hakim-hakim kita b...
Pemeliharaan-Nya ajaib
Tuhan berdaulat dalam menyatakan dan mewujudkan rencana-Nya lewat berbagai aspek kehidupan. Dari kitab Hakim-hakim kita belajar bahwa Dia bisa memakai bangsa asing, untuk menghukum umat-Nya, demi pertobatan mereka. Dia juga bisa memakai para hakim untuk membebaskan umat-Nya dari penjajahan bangsa musuh, demi kesetiaan-Nya pada Perjanjian Sinai.
Cerita ini terjalin sangat indah. Sengaja penulis Rut menyebutkan adanya relasi keluarga antara Elimelekh dengan Boas (ayat 1) untuk menunjukkan bagaimana Tuhan berkarya lewat sanak keluarga untuk memelihara dua janda miskin. Penulis kemudian memakai istilah "kebetulan", untuk membangun nuansa di hati pembaca melihat bagaimana Rut "tanpa sengaja" masuk ke ladang Boas. Saat kisah ini berlangsung, para pelakunya, Rut dan Boas, tidak menyadari tangan kedaulatan Tuhanlah yang merajut pertemuan itu.
Kedaulatan Tuhan tidak mengurangi tanggung jawab manusia. Respons iman Rut, yang berwujud kepedulian pada Naomi, membawanya ke ladang Boas (ayat 2-3). Demikian juga, walau kaya raya, respons iman Boas yang ramah kepada karyawan-karyawannya, serta menjalankan kewajiban terhadap orang miskin itulah yang mempertemukannya dengan Rut (ayat 4-5). Sikap Boas kepada Rut kemudian sangat sesuai dengan kebesaran hatinya (ayat 11-12) yang melampaui prasangka rasial (di ayat 13, Rut mengaku perempuan asing).
Dua hal yang bisa kita pelajari lewat perikop ini. Pertama, Tuhan berkarya lewat respons iman anak-anak-Nya. Tangan kuasa dan pengasihan-Nya sampai sekarang aktif bekerja. Apakah kita proaktif dengan karya-Nya? Kedua, Tuhan bekerja lewat sarana konvensional, seperti keluarga dan komunitas yang tidak dibatasi prasangka manusia. Tuhan memakai bangunan kasih persaudaraan untuk menolong orang yang membutuhkannya. Seberapa jauh kita menyatakan kepedulian kita kepada orang-orang di sekeliling kita tanpa membeda-bedakan?
SH: Rut 2:1-23 - Dalam pemeliharaan Tuhan (Rabu, 2 Oktober 2013) Dalam pemeliharaan Tuhan
Tradisi mudik di negeri kita sering jadi ajang unjuk keberhasilan di perantauan. Namun kepulangan Naomi ke kampung halamanny...
Dalam pemeliharaan Tuhan
Tradisi mudik di negeri kita sering jadi ajang unjuk keberhasilan di perantauan. Namun kepulangan Naomi ke kampung halamannya sungguh tragis (Rut 1:20-21). Bila ia pergi merantau dengan suami dan kedua anak laki-lakinya, saat itu ia kembali hanya dengan salah seorang menantunya, yaitu Rut.
Sebagai janda, tak banyak kemungkinan yang terbuka bagi sang mertua dan menantunya untuk menghidupi diri mereka sendiri. Namun kedatangan mereka pas saat dimulainya panen jelai (Rut 1:22) seolah memperlihatkan dimulainya juga kehidupan baru mereka di tanah itu. Masa yang tepat itu bagai memperlihatkan providensi (pemeliharaan) Allah atas mereka. Mengapa? Karena ada aturan di dalam masyarakat Israel agar orang tidak memanen sampai habis (Im. 19:9), sebab sisanya adalah bagian orang miskin dan orang asing. Bahkan jika seorang pemilik ladang ketinggalan berkas jelai, ia dilarang untuk mengambilnya kembali (Ul. 24:19-23).
Dengan bermodalkan aturan ini, Rut berinisiatif pergi memungut bulir jelai yang tersisa (2-3). Tanpa seorang pria dalam keluarga mereka, Rut merasa bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan mertuanya.
Ladang yang dituju Rut ternyata milik Boas, keluarga Naomi dari pihak suaminya (1). Kehadiran Rut di ladang itu menarik perhatian Boas (5), yang ternyata sudah mendengar kisah Rut. Maka karena kasih Rut kepada mertuanya serta imannya kepada Allah Israel membuat Boas menaruh belas kasihan kepada Rut (11-12). Itulah sebabnya Rut mendapat perlakuan istimewa dari Boas (9, 14-16).
Naomi yang mendengarkan laporan Rut lalu memuji Tuhan (20). Sungguh berbeda dengan Naomi yang sebelumnya berkata, "... Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku." "... Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku." (Rut 1:20-21). Ya, mulai saat itu Naomi akan menyaksikan bagaimana Allah membukakan kehendak-Nya satu persatu sehingga ia dapat melihat bagaimana segala sesuatu bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Rm. 8:28).
SH: Rut 2:1-23 - Allah yang Memelihara (Sabtu, 11 Juli 2020) Allah yang Memelihara
Setiap orang pasti pernah mengalami kekhawatiran akan hidup, masa depan, kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, dan seba...
Allah yang Memelihara
Setiap orang pasti pernah mengalami kekhawatiran akan hidup, masa depan, kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Sering kali semua itu menimbulkan ketakutan dalam hidup kita. Namun sebaiknya, kita jangan terlalu cemas karena kita memiliki Allah yang tidak hanya mencipta tetapi juga memelihara kehidupan.
Setelah tinggal di Betlehem bersama Naomi, Rut pergi memungut bulir-bulir jelai di ladang. Ia bekerja di belakang para pemetik atau penuai hasil panen. Menurut aturan di Israel, janda atau orang miskin hanya boleh memungut sisa-sisa jelai di belakang mereka (bdk. Im. 19:9; 23:22; Ul. 24:19).
Alkitab menuliskan bahwa Rut berada di ladang milik Boas. Ternyata Boas merupakan salah satu anggota keluarga dari kaum Elimelekh. Secara tradisi, Boas memiliki kewajiban untuk menebus Rut. Boas sangat baik kepada Rut karena ia tahu pengorbanannya untuk Naomi. Oleh karena itulah, ia memperlakukan Rut secara istimewa. Hal ini membuat keberlangsungan hidup Rut dan Naomi terpelihara dari hasil memungut jelai di ladang Boas.
Ketika Rut bekerja di ladang Boas, secara manusiawi, kita mungkin menganggap hal itu sebagai suatu kebetulan. Namun secara rohani, sebenarnya ini merupakan karya pemeliharaan Tuhan kepada Naomi dan Rut. Bagi Tuhan tidak ada yang kebetulan karena semua ada dalam kedaulatan-Nya. Walau tidak menyadarinya, Tuhanlah yang menuntun langkah Rut sehingga ia bekerja di ladang milik Boas. Setidaknya, Naomi meyakini hal ini (20).
Jadi, apa pun yang kita alami, semua itu bukanlah kebetulan semata. Ada tangan Tuhan yang memelihara dan menuntun. Seharusnya, hal ini memberi pegangan kepada kita agar tidak perlu khawatir terhadap hari depan dan segala persoalannya.
Asal kita melakukan bagian kita untuk bekerja, berusaha, serta berserah kepada kedaulatan-Nya, percayalah, Tuhan akan memelihara dengan cara yang ajaib. Mari kita berserah penuh hanya kepada tangan pemeliharaan Tuhan dan tekun mengerjakan bagian kita dengan sungguh-sungguh. [ABL]
Baca Gali Alkitab 2
Pengkhotbah mengingatkan setiap orang bahwa makna hidup tidak terletak pada kesuksesan materi yang dicapainya dalam dunia ini. Kepuasan seperti itu sifatnya sementara dan sia-sia. Namun, orang yang menaruh harapannya dalam takut akan Tuhan adalah orang yang berhikmat. Sebab, ia tahu bahwa Tuhan adalah sumber hikmat dan pengetahuan.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dilakukan Pengkhotbah semasa hidupnya? (9-10)
2. Mengapa hikmat begitu penting bagi kehidupan manusia? (11)
3. Apa peringatan Pengkhotbah mengenai pengetahuan dan apa alasannya? (12)
4. Apa kesimpulan yang diperoleh Pengkhotbah dalam hidupnya? (13-14)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa kesia-siaan hidup dikontraskan dengan takut akan Allah?
2. Mengapa takut akan Allah disebut sebagai kewajiban setiap orang?
Apa respons Anda?
1. Jika Allah adalah satu-satunya sandaran yang kukuh dan abadi, ungkapan syukur seperti apakah yang Anda berikan kepada-Nya?
2. Apa tekad Anda kepada Allah yang penuh hikmat?
Pokok Doa:
Memohon agar Allah menuntun kita bersikap bijak terhadap pelbagai godaan duniawi.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Rut (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kasih yang Menebus
Tanggal Penulisan: Abad ke-10 SM
Latar Belakang
Secara historis, kitab ini...
Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kasih yang Menebus
Tanggal Penulisan: Abad ke-10 SM
Latar Belakang
Secara historis, kitab ini menguraikan berbagai peristiwa dalam kehidupan suatu keluarga Israel pada zaman para hakim (Rut 1:1; sekitar 1375-1050 SM). Secara geografis, latar belakang 18 ayat pertama kitab ini adalah di tanah Moab (di sebelah timur Laut Mati). Sisa kitab ini terjadi dekat atau di Betlehem di Yehuda. Secara liturgis, kitab ini menjadi salah satu dari lima gulungan dari bagian ketiga Alkitab Ibrani, yaitu _Hagiographa_ ("Tulisan-Tulisan Kudus"). Tiap-tiap tulisan ini dibacakan di depan umum pada salah satu hari raya Yahudi tahunan. Karena drama inti dalam kitab ini terjadi pada waktu panen, kitab ini biasanya dibaca pada Hari Raya Panen (Pentakosta).
Karena kitab ini hanya merunut keturunan Rut sampai Raja Daud (Rut 4:21-22), mungkin sekali kitab ini ditulis pada zaman pemerintahan Daud. Penulis kitab ini tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, sekalipun tradisi Yahudi (mis. Talmud) menyebutkan Samuel sebagai penulisnya.
Tujuan
Rut ditulis untuk menguraikan bagaimana melalui kasih yang berkorban dan pelaksanaan hukum Allah yang benar, seorang wanita muda Moab yang saleh menjadi buyut raja Israel, Daud. Kitab ini juga ditulis untuk melestarikan sebuah kisah indah dari zaman hakim-hakim mengenai sebuah keluarga saleh yang kesetiaannya dalam penderitaan sangat kontras dengan kemerosotan rohani dan moral yang umum di Israel pada masa itu (Lihat "PENDAHULUAN HAKIM-HAKIM" 08029).
Survai
Kisah kasih yang menebus ini dibuka dengan Elimelekh yang meninggalkan Yehuda dan menetap di Moab karena bencana kelaparan (Rut 1:1-2). Kesengsaraan terus mendampingi Elimelekh ketika ia dan kedua putranya wafat di Moab (Rut 1:3-5), serta meninggalkan istri mereka sebagai janda. Kemudian kisah ini dilanjutkan dengan empat periode utama.
- (1) Naomi (janda Elimelekh) dan menantunya yang saleh, Rut, kembali ke Betlehem di Yehuda (Rut 1:6-22).
- (2) Dalam pemeliharaan Allah, Rut menjumpai Boas, seorang sanak saudara Elimelekh yang kaya raya (pasal 2; Rut 2:1-23).
- (3) Karena anjuran Naomi, Rut menyampaikan kepada Boas minatnya terhadap kemungkinan untuk menikah menurut hukum penebus-kerabat (pasal 3; Rut 3:1-18).
- (4) Sebagai penebus-kerabat, Boas membeli tanah milik Naomi dan menikahi Rut. Rut melahirkan seorang putra bernama Obed -- kakek Daud (pasal 4; Rut 4:1-22). Kitab ini mulai dengan kemalangan yang suram, tetapi berakhir dengan penyelesaian yang indah -- bagi Naomi, Rut, Boas dan Israel.
Ciri-ciri Khas
Enam ciri utama menandai kitab Rut.
- (1) Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab dalam Alkitab yang memakai nama seorang wanita (yang satunya adalah Ester).
- (2) Kitab ini ditulis dengan latar belakang gelap dari ketidaksetiaan dan kemurtadan Israel sepanjang masa hakim-hakim, sambil menguraikan sukacita dan kesusahan sebuah keluarga yang saleh di Betlehem selama masa yang kacau-balau itu.
- (3) Kitab ini menunjukkan bahwa rencana penebusan Allah juga mencakup orang bukan Israel yang pada masa PL, ditempatkan dalam persemakmuran Israel setelah bertobat dan beriman kepada Tuhan.
- (4) Penebusan adalah tema inti sepanjang kitab ini dengan peranan penebus-kerabat Boas sebagai salah satu gambaran atau lambang PL yang paling jelas mengenai pelayanan syafaat Yesus Kristus.
- (5) Ayat yang paling terkenal dalam kitab ini adalah pernyataan Rut kepada Naomi ketika masih berada di Moab, "Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi ... bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku" (Rut 1:16).
- (6) Kitab ini memberikan suatu gambaran hidup yang realistis dengan pergumulan dan kesedihan, namun menjelaskan bagaimana iman dan kesetiaan dari umat yang saleh memungkinkan Allah mengubah suatu tragedi menjadi kemenangan dan kekalahan menjadi penebusan.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru
Ada empat kebenaran PB yang dijelaskan dalam kitab ini.
- (1) Kesengsaraan yang dialami manusia menjadi kesempatan bagi Allah untuk memajukan maksud-maksud penebusan-Nya yang akbar (bd. Fili 1:12).
- (2) Termasuknya Rut dalam penebusan menunjukkan bahwa keikutsertaan dalam Kerajaan Allah bukanlah karena keturunan, tetapi karena menyesuaikan kehidupan dengan kehendak Allah oleh ketaatan yang tumbuh karena iman (Rom 1:5; bd. Rom 16:26).
- (3) Kedudukan Rut dalam daftar keturunan Daud dan Yesus (lih. Mat 1:5) menandakan bahwa semua bangsa akan diwakili di dalam kerajaan "Putera Daud" (Wahy 5:9; Wahy 7:9).
- (4) Boas sebagai penebus-kerabat adalah lambang dari Penebus agung, Yesus Kristus (Mat 20:28; lih. Rut 4:10).
Full Life: Rut (Garis Besar) Garis Besar
I. Kemalangan Naomi
(Rut 1:1-5)
II. Naomi dan Rut
(Rut 1:6-22)
A. Keputusan Naomi untuk...
Garis Besar
- I. Kemalangan Naomi
(Rut 1:1-5) - II. Naomi dan Rut
(Rut 1:6-22) - A. Keputusan Naomi untuk Meninggalkan Moab
(Rut 1:6-13) - B. Kasih Rut yang Setia
(Rut 1:14-18) - C. Naomi dan Rut ke Betlehem
(Rut 1:19-22) - III.Rut Bertemu dengan Boas di Ladang Waktu Panen
(Rut 2:1-23) - A. Pemeliharaan Allah dalam Keputusan Rut
(Rut 2:1-3) - B. Persediaan Allah dalam Keputusan Rut
(Rut 2:4-16) - C. Rut Bercakap-cakap dengan Naomi
(Rut 2:17-23) - IV. Rut dan Boas di Tempat Pengirikan
(Rut 3:1-18) - A. Pengarahan Naomi Mengenai Boas
(Rut 3:1-5) - B. Permohonan Rut kepada Boas untuk Menjadi Penebus-Kerabat
(Rut 3:6-9) - C. Tanggapan Boas kepada Rut
(Rut 3:10-18) - V. Boas Menikahi Rut
(Rut 4:1-13) - A. Perjanjian Penebus-Kerabat
(Rut 4:1-12) - B. Pernikahan dan Seorang Putra
(Rut 4:13) - VI. Perwujudan Harapan Naomi
(Rut 4:14-17) - VII.Silsilah: Peres Sampai Daud
(Rut 4:18-22)
Matthew Henry: Rut (Pendahuluan Kitab)
Sejarah singkat mengenai urusan rumah tangga sebuah keluarga ini memang tepat diletakkan setelah Kitab Hakim-hakim, karena peristiwa yang diceritak...
- Sejarah singkat mengenai urusan rumah tangga sebuah keluarga ini memang tepat diletakkan setelah Kitab Hakim-hakim, karena peristiwa yang diceritakan terjadi pada zaman para hakim. Sejarah singkat ini juga cocok ditempatkan sebelum Kitab Samuel, karena pada bagian penutupnya, kitab ini memperkenalkan tokoh Daud. Namun, dalam Kitab Suci mereka, orang Yahudi memisahkan Kitab Rut dari Hakim-hakim dan Samuel, dan memasukkannya dalam Megilloth atau Gulungan Kitab Suci yang terdiri dari lima kitab, dengan urutan: Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, dan Ester. Penulis Kitab Rut kemungkinan adalah Samuel. Kitab ini tidak menceritakan tentang mujizat ataupun hukum, perang ataupun kemenangan, bukan juga tentang pergolakan negeri, melainkan pertama-tama kesengsaraan Naomi dan diikuti dengan penghiburannya. Juga mula-mula pertobatan Rut, lalu disusul dengan kenaikan kedudukannya. Banyak peristiwa semacam ini telah terjadi, yang mungkin layak untuk dicatat juga. Namun, Allah memandang kisah yang satu ini tepat untuk disampaikan kepada kita. Sejarawan yang biasa saja merasa bebas untuk memilih suatu kisah untuk mereka sampaikan, apalagi Tuhan Allah. Tujuan kitab ini adalah untuk:
- I. Menuntun kita kepada penyelenggaraan Allah, menunjukkan betapa penyelenggaraan itu sangat erat dengan persoalan pribadi kita, dan mengajar kita untuk tetap melihat penyelenggaraan-Nya di tengah semua persoalan tersebut, dan mengakui Allah dalam segala jalan kita dan semua peristiwa yang menimpa kita (lihat 1Sam. 2:7-8; Mzm. 113:7-9).
- II. Memperkenalkan sejarah yang menuntun kepada Kristus yang merupakan keturunan dari Rut, yang sebagian silsilahnya mengakhiri kitab ini. Dari situlah berasal silsilah dalam Matius 1. Dalam pertobatan Rut si orang Moab dan masuknya dia ke dalam garis leluhur Mesias, kita melihat sebuah perlambangan akan dipanggilnya orang-orang bukan Yahudi ke dalam persekutuan dengan Kristus Yesus, Tuhan kita. Kita dapati kesusahan Naomi dan Rut dalam pasal
- 1. Contoh kerja keras dan kerendahan hati mereka (ps. 1-2).
- 2. Masuknya kedua orang itu ke dalam ikatan dengan Boas (ps. 3).
- 3. Dan kebahagiaan mereka menetap dengan Boas (ps. 4).
- 4. Ingatlah, bahwa peristiwa ini terjadi di Betlehem, kota tempat Penebus kita lahir.
Ende: Rut (Pendahuluan Kitab) RUT
PENDAHULUAN
Salah satu kisah jang amat menarik dari Perdjandjian Lama tersedia bagi kita
dalam kitab ketjil tersendiri, jang dinamakan menurut tok...
RUT
PENDAHULUAN
Salah satu kisah jang amat menarik dari Perdjandjian Lama tersedia bagi kita dalam kitab ketjil tersendiri, jang dinamakan menurut tokoh utamanja, Rut. Semua sependapat, bahwa kisah tersebut merupakan suatu permata sni tjerita Israil, dengan pelukisan watak jang tadjam, penggambaran dan pertjakapan jang hidup, ketegangan dramatis, tanpa mendjadi ketegangan jang ber-lebih2an dan sensasi.
Dalam Kitab Sutji Hibrani kitab ketjil tersebut termasuk dalam apa jang disebut “Ketubim” dan mendjadi bagian dari kelima “Megillot”. Jakni kitab2 ketjil, jang dibatjakan selama ibadah pada perajaan2 besar Israil: Madah Agung pada perajaan Paska, Lagu Ratap pada peringatan tahunan runtuhnja Jerusjalem, Pengchotbah pada perajaan pondok daun2, Ester pada perajan Purim, sedang Rut dichususkan untuk perajaan Pentekosta, perajaan panen, karena didalamnja diutarakan pula panen djelai. Tetapi dalam terdjemahan2 Junani dan Latin kuno kitab Rut ditempatkan sedudah kitab para Hakim, dan pengaran2 kono pun menjebutkan, bahwa memang itulah tempatnja. Makanja banjak ahli memandang kitab ketjil itu sebagai tambahan ketiga pada kitab para Hakim. Namun tempat aselinja sukarlah ditentukan dengan pasti. Dalam terdjemahan2 kuno kitab itu dapat digandingkan dengan kitab para Hakim, karena kisahnja berlangsung didjaman para Hakim (1, 1); sedangkan sebaliknja dalam daftar Hibrani kitab2 sutji mungkin digolongkan dalam Ketubim untuk keperluan ibadah.
Kisahnja agak sederhana susunannja. Suatu keluarga ketjil di Juda terpaksa mengungsi karena kelaparan kewilajah Moab. Dua anaknja, jakni Mahlon dan Kiljon, memperisteri dua wanita Moab, ‘Orpa dan Rut. Tetapi dalam perantauan jang lama itu keluarga tersebut mendapat pertjobaan jang berat. Bapak keluarga, Elimelek, meninggal dan djuga kedua anaknja. Demikianlah djanda Na’omi tertinggal bersama dengan kedua menantu perempuannja jang tak beranak. Beberapa waktu kemudian ia mau pulang ketanahairnja. Kedua menantu perempuannja ingin ikut sertanja. Tetapi Na’omi mendesak, supaja mereka kembali sadja. ‘Orpa menjetudjuinja, tetapi Rut bersikeras hati. Setibanja di Betlehem, Rut berusaha mentjari penghidupannja dnegan memungut sisa2 gandum diladang, seperti orang2 miskin lainnja. Kebetulan ia berada diladang seorang bernama Bo’az. Bo’az sudah mendengan tentang kelakuang Rut jang terpudji itu dan oleh karenanja memperlakukannja dengan sangat murah hati. Ternjatalah Bo’as itu masih sanak Na’omi. Adapun Na’omi mau mendjual sebidang tanah, milik suaminja jang telah meninggal, tetapi menurut undang2 milik-pusaka tersebut harus tetap tinggal dikalangan kaum kerabat. Dari sebab itu Rut didorongnja, untuk mengusahakan, supaja Bo’az membeli tanah itu dan mengawini Rut, sehingga Elimelek mendapat keturunan dan tanah itu tetap mendjadi milik lekuarganja sendiri. Sebab anak jang mungkin akan dilahirkan dari Bo’az dan Rut menurut hukum mendjadi tjutju Elimelek. Usaha ini berhasil. Bo’az tidak enggan menerima usul itu. Tetapi masih ada sanak lain, jang lebih berhak atasnja. Didalam himpunan rakjat dipintugerbang kota soal itu dikemukakan oleh Bo’az. Sanak tadi tidak mau mengawini Rut dan oleh karenanja melepaskan hak2nja demi untuk Bo’az. Maka Bo’az mengawini Rut dan dari perkawinan itu lahirlah mojang radja Dawud.
Dalam kisah itu Bo’az tampil sebagai “penebus” dan oleh karenanja ia mengawini Rut. Fungsi penebus itu agak luas dan berdasarkan hubungan darah. Jang paling dekat hubungan darahnja harus “menebus’sanaknja, entah ia djatuh dalam perbudakan, entah ia terantjam kisas, hal mana lalu ditebus, entah milik kerabat itu hendak djatuh kedalam tangan oralng lain dan oleh karenanja harus dibeli oleh si “penebus”. Adapun istilah “penebus” ini djuga diambil-alih dalam bidang keigamaan; maknanja Jahwe “menebus” umatNja dari perbudakan dan dari musuh2nja. Fungsi “penebus” tidak mengandung kewadjiban untuk kawin, sehingga perkawinan antara Bo’az dan Rut tidak merupakan menggantikan-tikar, seperti jang tertera dalam Taurat (Ul. 25, 5-10). Diluar kitab Rut tidak terdapat tjontoh satupun dari perkawinan sedemikian itu didalam Perdjandjian Lama. Mungkinlah kita bersua dengan adat lama, agaknja adat setempat, jang tidak sampai dimasukkan dalam kodifikasi resmi perundangan Israil. Dari kitab Rut itu sendiri njatalah, bahwa Bo’az tidak begitu wadjib melainkan berhak, demi fungsinja sebagai penebus, untuk mengawini Rut.
Apa jang mendjadi maksud dan pokok adjaran kitab Rut, sudah djelaslah pada
pembatjaan selintas-pintas. Kitab rut adalah madah pudjian atas “kesetiaan kaum
kerabat” baik dari pihak Rut maupun dari pihak Bo’az. Dan dikalangan orang2
Israil jang mursjid – Rut sudah dimasukkan kedalam umat Jahwe – hal itu
didasarkan atas kejakinan agama. Dalam seluruh kitab tersebut Jahwe membimbing
kedjadian2 dan djuga perkawinan antara Bo’az dan Rut. Kesetiaan aum kerabat atas
dasar keigamaan itu merupakan adjaran tetap kitab tersebut dan dalam diri Rut
dipudjilah Ibu Al Masih (Mt. 1, 5) sebagai wanita jang dalam rasa keigamaannja
dan mursjid, kendati asal kafirnja. Ada jang menjelipkan maksud2 lain pada kitab
ketjil itu. Beberapa ahli mengemukakan adanja ketjondongan politis didalamnja,
se-akan2 kisah itu hendak menjundjukkan, bahwa Dawud mempunjai hak atas daerah
Efraim demi asal-usulnja. Hanjalah sajangnja, menurut kitab itu Elimelek
bukannja dari suku Efraim melainkan dari marga Efrata di Juda. Ada pula ahli2
lain menganggap kitab ketjil itu suatu polemik lawan rigorisme dan eksklusivisme
Esra, jang bertindak keras terhadap perkawinan2 tjampuran (Esr. 9; 10;
Bila tepatnja kitab itu ditulis, tidak mudahlah ditentukan . mereka jang menganggapnja sebagai polemik lawan Esra, dengan sendirinja menempeatkannja pada djaman sesudah pembuangan, tidak lama sebelum ataupun didalam masa Esra-Nehemia. Tambahan pula mereka mengemukakaan bahasa, jang dipakai dalam kitab itu, jaitu bahasa Hibrani dari djaman belakangan jang sudah mendapat pengaruh kuat dari bahasa Aram. Tetapi semua argumen itu tidak dapat menjakinkan. Diatas sudh disebutkan, bahwa polemik itu tidak ada. Dan mengenai bahasanja, memang bahasa jang dipengaruhi bahasa Aram, tetapi didjaman radja2pun bahasa Aram sudah digunakan dan mempunjai pengaruhnja. Tambahan lagi hendaknja diingat, bahwa dalam peredaran djaman kitab itu disesuaikan dnegna bahasa jang berlaku. Beberapa ahli beranggapan, bahwa bahasa Hibrani kitab Rut tidak kalah dengan bahasa Hibrani kitab2 Sjemuel dan Radja2. sebaliknjapun kitab itu sendiri tidak memberikan banjak petundjuk, untuk menanggalkannja dengan teliti. Dari 1,1 njatalah, bahwa djaman para Hakim sudah lewat. Tjatatan 4, 7 – djika ini bukan tambahan – kemudian – mengandaikan, bahwa kisah itu terdjadi djauh kemudin daripada masa kedjadiannja. Karena djaman para Hakim itu berlangsung hingga ke Sjaul (sekitar th. 1030), maka tentulah kitab itu ditulis sesudahnja. Silsilah jang menguntji kitab itu sampai kepada Dawud. Djadi, se-tidak2nja dalam bentuknja jang sekarang ini, kitab itu tertanggal sesudah Dawud. Tetapi lalu tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa kitab itu tjaja silsilah itu diteruskan. Tokoh Dawud kan tjukup besar, untuk merupakan kuntjinja. Karena kitab itu njatanja tidak mengenal undang Deuteromium 23, 3, jang melarang orang2 Moab dimasukkan kedalam djemaah Israil, dan lagi perkawinan Bo’az tidak persis tjotjok dengan undang2 tentang menggantikan tikar, kiranja orang dapat memutuskan, bahwa kitab itu terdjadi sebelum undang2 tadi berlaku umum, djadi sebelum penerimaan umum Kitab Ulangtutur dalam th. 621. djadi dapat dikata, sangat boleh djadi kitab Rut itu ditulis antara th. 900 dan 600. Menentukan lebih landjut, tidak dapat, tanpa djatuh dalam hipotese2 jang agak mengawang.
Itupun berlaku pula tentang pengarang kitab ketjil tersebut. Tradisi Jahudi menjebut2 Sjemuel. Tetapi hal ini terlalu didasarkan atas pemikiran theologis, untuk dipandang sebagai keterangan jang boleh dipertjaja. Nama2 lainpun tak dapat dikemukakan. Tentang sipengarang hanja dapat dikata, bahwa agaknja ia bukan dari kalangan levita atau imam, sebab tidak nampak sedikitpun perhatian chas kepada hal2, jang mendjadi perhatian kalangan2 tersebut. Hanja dapat dikatakan bahwa si penulis adalah orang jang dalam rasa keigamaannja dan dari kalangan awam.
Persoalan terachir ialah apa kitab Rut itu menjadjikan suatu chajalan sastera belaka ataukah peristiwa sedjarah. Pada dirinja chajalan sastera dalam Kitab Sutji dapat diterima, seperti misalnja kitab Jonas. Tetapi ini harus dibuktikan dalam tiap2 hal tersendiri. Beberapa ahli suka menamakan kitab Rut itu sebuah “novel” dengan maksud untuk pembinaan. Tetapi ini harus dibuktikan. Dikemukakanlah tjorak simbolis nama2, jang terdapat dalam kitab itu (Mahlon, Kiljon, Na’omi, ‘Orpa, Rut dan Bo’az) dan jang agaknja didasarkan atas kedjadian2 jang dikisahkan. Simbolik ini memang sangat mungkin, tetapi djanganlah lalu ditraik kesimpulan2 jang terlalu djauh daripadanja. Boleh djadi didalam tradisi, atau mungkin djuga oleh si pengarang kisah sendiri, nama2 tadi diberikan kepada orang2 jang sungguh pernah ada atas dasar hal-ihwal jang njata. Kenjataan bahwa Dawud (I Sjem. 22, 3-4) ada hubungan2nja dengan Moab, didjelaskan dengan hubungan kerabat, seperti jang dikemukakan dalam kitab Rut. Dari sebab itu tentulah ada dasar sedjarahnja bagi kisah itu. Sampai kemana perintjian2nja dan bagian2 ketjilnja itu historis adanja, sukarlah ditentukan dengan keterangan2 jang tersedia.
BIS: Rut (Pendahuluan Kitab) RUT
PENGANTAR
Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan
dalam buku Hakim-hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang
RUT
PENGANTAR
Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan dalam buku Hakim-hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang menikah dengan seorang Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada Allah umat Israel. Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara mendiang suaminya. Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.
Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah. Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Allah kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Allah Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Allah.
Isi
- Naomi kembali ke Betlehem dengan Rut
Rut 1:1-22 - Rut bertemu dengan Boas
Rut 2:1-3:18 - Boas menikah dengan Rut
Rut 4:1-22
Ajaran: Rut (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan melihat kehidupan Rut dan keluarganya, setiap anggota jemaat
mengerti pentingnya dan hasil dari kehidupan keluarga yang berdasa
Tujuan
Supaya dengan melihat kehidupan Rut dan keluarganya, setiap anggota jemaat mengerti pentingnya dan hasil dari kehidupan keluarga yang berdasarkan kasih kepada Allah.
Pendahuluan
Penulis : Isi Kitab: Kitab Rut terdiri dari 4 Pasal. Isi kitab Rut menceritakan tentang sebuah keluarga umat Allah dalam melakukan kewajiban dan tanggung jawabnya dalam keluarga yang didasarkan pada kasih.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Rut
Pasal 1 (Rut 1:1-22).
Keluarga Elimelek Keluarga Naomi yaitu Elimelek serta kedua puteranya Mahlon dan Kilyon merantau ke Moab (ayat 2; Rut 1:2). Waktu di Moab Mahlon dan Kilyon menikah dengan Orpa dan Rut (ayat 4; Rut 1:4). Setelah
10 tahun, Mahlon dan Kilyon meninggal dunia mengikuti Elimelek yang telah meninggal lebih dahulu. Dengan demikian Naomi mengambil keputusan untuk pulang ke Bethlehem. Orpa kembali ke rumahnya sedangkan Rut mengikut Naomi karena mengasihi mertuanya itu.
Pendalaman
- Apakah yang membuktikan kasih Rut yang tulus itu? (Rut 1:16-17).
Pasal 2 (Rut 2:1-23).
Penderitaan Naomi dan Rut Naomi hidup sangat kekurangan, sehingga Rut harus membantu mencari nafkah dengan memungut jelai di ladang orang. Karena Rut hidup dengan penuh rendah hati dan jujur serta sangat mengasihi mertuanya, maka dia selalu dipimpin oleh Tuhan sehingga akhirnya dia bertemu dengan Boas yang menjadi penolong bagi Rut dan Naomi (ayat 18-23; Rut 2:18-23).
Pendalaman
Apakah bukti pernyataan Rut kepada Naomi waktu di Moab? (Rut 2:2).
Pasal 3 (Rut 3:1-18).
Pertemuan Rut dengan Boas Hubungan antara Rut dan Boas mulai berkembang dan Rut yang memiliki sifat yang sangat menarik bagi Boas itu menyampaikan permintaan berdasarkan adat Ibrani yang sesuai dengan Taurat Musa.
Permintaan Rut yang berdasarkan kasih itu adalah ayat 9; Rut 3:9. "Kembangkan kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang yang wajib menebus kami."
Pendalaman
Apakah pernyataan Rut kepada Boas, yang membuktikan kasih Rut kepada Naomi (Rut 3:9).
Pasal 4 (Rut 4:1-22).
Pernikahan Boas dengan Rut Boas berusaha untuk menikahkan Rut dengan penebus yang lain (ayat 5; Rut 4:5), namun akhirnya Boas sendiri yang mengambil Rut menjadi isterinya (ayat 13; Rut 4:13) dan atas karunia Tuhan mereka memperoleh anak bernama Obed yang menjadi kakek dari Daud (ayat
22; Rut 4:22).
Pendalaman
Apakah buah dari kasih yang tidak berpura-pura? (Rut 4:13-15)
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Rut menceritakan tentang kehidupan Rut yang penuh dengan kasih dan buah yang dihasilkan oleh kasih itu.
Kitab Rut mengajarkan bahwa Allah yang setia, selalu memperhatikan dan memelihara kehidupan anak-anak-Nya.
Kitab Rut mengajarkan, bahwa Allah sejak dahulu telah merencanakan keselamatan kepada bangsa kafir (ingatlah bahwa Rut sebenarnya orang kafir/Moab).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Apakah isi kitab Rut?
- Mengapakah Rut mengikut Naomi?
- Siapakah anak-anak Elimelekh?
- Siapakah nama suami Rut setelah kematian suaminya yang pertama?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan dari mempelajari kitab Rut?
Intisari: Rut (Pendahuluan Kitab) Imbalan Kesetiaan
LATAR BELAKANGRut digambarkan sebagai kitab tentang kesetiaan manusia. Penulisnya tidak diketahui. Kitab itu menunjuk pada masa Hak
Imbalan Kesetiaan
LATAR BELAKANG
Rut digambarkan sebagai kitab tentang kesetiaan manusia. Penulisnya tidak diketahui. Kitab itu menunjuk pada masa Hakim-hakim dan memberikan gambaran mengenai kehidupan sehari-hari bangsa Israel pada waktu itu. Cerita itu sendiri hanya meliputi jangka waktu kira-kira sepuluh tahun.
TUJUAN
Pada dasarnya Rut merupakan kisah persahabatan Rut dengan ibu mertuanya, Naomi. Kitab ini mempunyai daya tarik tersendiri, sebab mengingatkan kita bahwa Raja Daud adalah seorang keturunan Rut dan suaminya, Boas. Lebih dari itu, dilihat dari sudut kemanusiaan, Yesus dapat menelusuri nenek moyangnya melalui Rut (Mat 1:5). Dengan demikian kitab ini menceritakan kepada kita bahwa keluarga penebus, yang darinya seribu tahun kemudian dilahirkan Sang Penebus, mempunyai seorang anggota keluarga yang bukan Yahudi.
KISAH-KISAH UTAMA
Rut memberikan gambaran sekilas tentang adat istiadat perkawinan pada masa itu. Merupakan kewajiban dari famili terdekat janda yang mempunyai anak untuk menggantikan kedudukan suaminya yang sudah meninggal itu. Tanggung jawab ini biasanya jatuh pada saudara laki-laki orang yang sudah meninggal itu (Ula 25:5-10). Suami Rut, Mahlon, meninggal tanpa meninggalkan anak. Boas bukanlah iparnya, tetapi ia diceritakan sebagai seorang sanak dari Naomi (Rut 2:1). Rut harus menunjukkan kepada Boas bahwa ia tertarik pada kemungkinan untuk menikah lagi, dan hal ini dilakukannya (Rut 3:1-18). Boas tahu bahwa ia masih mempunyai hubungan keluarga dengan Rut, tetapi ia mengatakan bahwa masih ada sanak yang hubungannya lebih dekat daripada dia. Hanya jika sanak terdekat itu menolak, maka baru ada kemungkinan bagi Boas untuk menggantikannya. Dalam pasal empat kita membaca tentang proses bagaimana akhirnya Rut menjadi istri Boas. Ada masalah lebih lanjut, yaitu siapa saja yang mengawini Rut diminta untuk menyelamatkan sebidang tanah yang dijual oleh Naomi atas namanya. Keluarga terdekat itu tidak bersedia melakukannya (Rut 4:6), dan oleh karenanya ia kehilangan haknya (Rut 4:7, 8). Dengan demikian terbuka jalan bagi Boas untuk menikahi Rut.
Pesan
Allah memperhatikan segala segi kehidupan sehari-hari masing-masing umat-Nya. Ini terlihat dalam campur tangan Allah dalam hubungan antar manusia:
1. Dalam kesetiaan Rut kepada Naomi dalam dukacitanya Rut 1:1-22
Ketika Elimelekh, suami Naomi, meninggal, menantu-menantu perempuannya mendukung dia. Dan Rut akhirnya kembali ke Betlehem bersama Naomi, karena ia tidak ingin melihat ibu mertuanya merana di hari tuanya.
2. Dalam pertemuan Rut dengan Boas yang pertama kali Rut 2:1-23
Kebaikan Boas kepada Rut melebihi apa yang lazim terjadi. Menantu dan mertua bersukacita bersama di dalam kebaikan Allah.
3. Dalam tindakan Boas terhadap Rut Rut 3:1-18
Sekali lagi kita melihat kebaikan Allah dalam hal ini. Sebenarnya Boas bukanlah sanak keluarga Elimelekh yang terdekat, namun ia berbaik hati kepada Rut dan bersedia menjadi "sanak penebus"nya.
4. Dalam hubungan perkawinan Rut 4:1-22
Boas menikahi Rut dan ia memberi Naomi seorang cucu laki-laki yang akan menjadi kakek Raja Daud, cikal bakal keturunan kerajaan Israel.
Penerapan
1. Gunakan akal sehatmu
Naomi sungguh-sungguh menaruh perhatian pada kesejahteraan menantunya. Ia memberi nasihat yang bijaksana kepada Rut dan Rut dengan sukarela menerima nasihat yang diberikan. Cara hidup yang suci memerlukan akal sehat yang benar dan memberikan kesempatan untuk saling menolong dengan sesama dengan cara-cara yang praktis.
2. Menaati peraturan
Boas sangat bahagia jika dapat menikahi Rut, tetapi ia juga menginginkan supaya keadilan ditegakkan. Ia tidak akan melanjutkan niatnya sampai sanak keluarga yang terdekat menanggalkan haknya di muka umum. Allah adalah Allah yang tertib dan oleh karena itu janganlah mencoba untuk menghindari prosedur yang benar.
3. Ingatlah bahwa Allah berkuasa dalam kehidupan kita
Pada saatnya Rut dapat memberikan semangat kepada Naomi dengan mempersembahkan kepadanya seorang cucu laki-laki. Anak ini kemudian mempunyai anak yang dinamai Isai dan Isai mempunyai delapan orang anak laki-laki dan yang terkecil ialah Daud! Allah mewujudkan rencana-Nya melalui keadaan Rut, walaupun ia tidak menyadari hal itu.
Tema-tema Kunci
1. Kebutuhan manusia
Allah tidak pernah memberikan gambaran romantis tentang kebutuhan manusia. Dalam Rut kita melihat suatu gambaran realistis mengenai keadaan yang gawat dari dua orang janda yang pada masa itu tidak mempunyai sarana pengangkutan. Keadaan Naomi lebih buruk lagi, karena ia adalah seorang asing di Moab. Allah dapat masuk ke dalam keadaan sosial yang paling gawat sekalipun dan mewujudkan rencana-Nya melalui keadaan itu. Apakah hal penting yang menonjol mengenai apa yang dimaksud dengan rujukan Kristus kepada orang miskin dalam Lukas 4:18?
2. Kesetiaan
Penyerahan Rut kepada mertuanya merupakan suatu pernyataan kasih dan kesetiaan yang luar biasa. Allah menghargai kesetiaan seperti itu. Orpa menghilang dari lembaran-lembaran Alkitab. Rut merupakan salah satu dari nenek moyang Sang Penebus. Dalam hal apa masyarakat modern dewasa ini gagal untuk mematuhi standar tanggung jawab alkitabiah kepada keluarga? Bagaimana hal ini mempengaruhi hubungan kekeluargaan dalam keluarga-keluarga Kristen?
3. Campur tangan Allah
Telusuri cara bagaimana rencana Allah terwujud dalam buku ini sekalipun mereka yang terlibat di dalamnya tidak sadar akan hal itu. Apa dasar untuk mempercayai bahwa Allah juga sedang bekerja dengan cara yang sama dalam keadaan kita dewasa ini? (Lihat Rom 8:28, 29).
Garis Besar Intisari: Rut (Pendahuluan Kitab) [1] KISAH CINTA DAN KESETIAAN Rut 1:1-2:23
Rut 1:1-3Kematian Elimelekh, suami Naomi
Rut 1:4, 5Kematian Mahlon dan Kilyon, kedua putera Naomi
Rut
[1] KISAH CINTA DAN KESETIAAN Rut 1:1-2:23
Rut 1:1-3 | Kematian Elimelekh, suami Naomi |
Rut 1:4, 5 | Kematian Mahlon dan Kilyon, kedua putera Naomi |
Rut 1:6, 7 | Keputusan untuk pulang ke kampung halaman |
Rut 1:8-13 | Permohonan Naomi |
Rut 1:14, 15 | Tindakan Orpa |
Rut 1:16-22 | Keputusan Rut |
Rut 2:1-16 | Kebaikan Boas |
Rut 2:17-23 | Reaksi Naomi |
[2] RUT DAN BOAS Rut 3:1-18
Rut 3:1-4 | Perhatian Naomi terhadap Rut |
Rut 3:5-9 | Ketaatan Rut |
Rut 3:10-18 | Tindakan Boas |
[3] LONCENG PERKAWINAN Hak 4:1-22
Rut 4:1-8 | Boas mempersiapkan segalanya |
Rut 4:9-13 | Rut dan Boas menikah |
Rut 4:14-22 | Silsilah keturunan Daud |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi